Wednesday, March 25, 2009

Gereja Katolik Regina Caeli Pantai Indah Kapuk

Gereja Katolik Regina Caeli - Pantai Indah Kapuk, perjalanan kerja saya ke Jakarta sungguh beda kali ini, dalam masa pra paskah, untungnya saya masih dapat menyempatkan diri untuk mendekatkan diri pada yang Maha Kuasa. Gereja Katolik "Regina Caeli" adalah gereja katolik yang menjadi tujuan saya untuk beribadah.

Gereja ini sangat mengesankan bagi saya, luar biasa, gereja semegah ini berada dalam kompleks perumahan "lux" dengan konsep bangunan yang futuristik dan tidak terbatas dengan alam. Dinding gereja ini, tidak semua tertutup oleh lapisan beton, tapi terdapat celah-celah yang memungkinkan udara dari luar masuk ke dalam gereja, sungguh nyaman, dengan suara kolam ikan mas yang berada di samping gereja dan di kiri kanan pintu masuk gereja, menambah nuansa alam yang kental.

Saya berharap, dapat mengikuti kebaktian Tri Hari Suci dan Paskah di gereja ini. Oya, untuk informasi lengkap gereja ini, dapat dilihat di website www.reginacaeli.org

Tuesday, March 17, 2009

Buku Harian Ayah

Ayah dan ibu telah menikah lebih d ari 30 tahun, saya sama sekali tidak pernah melihat mereka bertengkar.

Di dalam hati saya, perkawinan ayah dan ibu ini selalu menjadi teladan bagi saya, juga selalu berusaha keras agar diri saya bisa menjadi seorang pria yang baik, seorang suami yang baik seperti ayah saya. Namun harapan tinggallah harapan, sementara penerapannya sangatlah sulit.

Tak lama setelah menikah, saya dan istri mulai sering bertengkar hanya akibat hal - hal kecil dalam rumah tangga. Malam minggu pulang ke kampung halaman, saya tidak kuasa menahan diri hingga menuturkan segala keluhan tersebut pada ayah.

Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, ayah mendengarkan segala keluhan saya dan setelah itu, beliau berdiri dan masuk ke dalam rumah. Tak lama kemudian, ayah mengusung keluar belasan buku catatan dan ditumpuknya begitu saja di hadapan saya. Sebagian besar buku tersebut halamannya telah menguning, kelihatannya buku-buku tersebut telah disimpan selama puluhan tahun.

Ayah saya tidak banyak mengenyam pendidikan, apa bisa beliau menulis buku h ari an? Dengan penuh rasa ingin tahu saya mengambil salah satu d ari buku-buku itu. Tulisannya memang adalah tulisan tangan ayah, agak miring dan sangat aneh sekali, ada yang sangat jelas, ada juga yang semrawut, bahkan ada yang tulisannya sampai menembus beberapa halaman kertas. Saya segera tert ari k dengan hal tersebut, mulailah saya baca Dengan seksama halaman demi halaman isi buku itu.

Semuanya merupaka catatan hal-hal sepele, "Suhu udara mulai berubah menjadi dingin, ia sudah mulai merajut baju wol untuk saya."

"Anak - anak terlalu berisik, untung ada dia."

Sedikit demi sedikit tercatat, semua itu adalah catatan mengenai berbagai macam kebaikan dan cinta ibu kepada ayah, mengenai cinta ibu terhadap anak-anak dan terhadap keluarga ini. Dalam sekejap saya sudah membaca habis beberapa buku, arus hangat mengalir di dalam hati saya, mata saya berlinang air mata. Saya mengangkat kepala, dengan penuh rasa haru saya berkata pada ayah "Ayah, saya sangat mengagumi ayah dan ibu."

Ayah menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak perlu kagum, kamu juga bisa."

Ayah berkata lagi, "Menjadi suami istri selama puluhan tahun lamanya, tidak mungkin sama sekali tidak terjadi pertengkaran dan benturan.

Intinya adalah harus bisa belajar untuk saling pengertian dan toleran. Setiap orang memiliki masa emosional, ibumu terkadang kalau sedang kesal, juga suka menc ari gara-gara, melampiaskan kemarahannya pada ayah, mengomel. Waktu itu saya bersembunyi di depan rumah, di dalam buku catatan saya tuliskan segala hal yang telah ibumu lakukan demi rumah tangga ini. Sering kali dalam hati saya penuh dengan amarah waktu menulis, kertasnya sobek akibat tembus oleh pena. Tapi saya masih saja terus menulis satu demi satu kebaikannya, saya renungkan bolak balik dan akhirnya emosinya juga tidak ada lagi, yang tinggal semuanya adalah kebaikan d ari ibumu."

Dengan terpesona saya mendengarkannya. Lalu saya bertanya pada ayah, "Ayah, apakah ibuku pernah melihat catatan-catatan ini?"

Ayah hanya tertawa dan berkata, "Ibumu juga memiliki buku catatan. Dalam buku catatannya itu semua isinya adalah tentang kebaikan diriku. Kadang kala di malam h ari ,menjelang tidur, kami saling bertukar buku catatan, dan saling menertawakan pihak lain. ha. ha. ha."

Memandang wajah ayah yang dipenuhi senyuman dan setumpuk buku catatan yang berada di atas meja, tiba-tiba saya sadar akan rahasia d ari suatu pernikahan :

"Cinta itu sebenarnya sangat sederhana, ingat dan catat kebaikan d ari orang lain. Lupakan segala kesalahan d ari pihak lain."

"Try not to become a man of success, but try to become a man of value...."

Friday, March 13, 2009

Conficker kah ini ?


Pernahkah Anda menemukan pesan kesalahan seperti pada gambar ? Sudah 1 (satu) bulan pesan ini selalu muncul di komputer saya. Sangat mengesalkan sekali... jika pesan di samping ini muncul, dalam beberapa saat atau ketika di respon dengan meng-klik "don't send" komputer akan berhenti untuk merespon (hang). Hingga saat ini masalah ini masih tetap berlanjut. Bingung cara menanganinya. Saya telah mencoba untuk meng- update security patch, juga
menjalankan malware removal yang dianjurkan oleh website resmi microsoft (microsoft.com)

Melalui blog ini, kiranya ada teman-teman blogger lainnya yang sudi membantu saya dalam membersihkan komputer-komputer yang berada dalam jaringan komputer saya.